Archive for Maret, 2011

Ugan Suganda, Kades Kemang Kec. Kemang MEMBANGUN DESA DENGAN KEBERSAMAAN

KAB. BOGOR – Menyusuri sepanjang jalan di Desa Kemang, Kec. Kemang, Kab. Bogor, terasa betul suasana pedesaan yang asri, bersih, tenang & rapi. Ketika BOGORAYA mencoba berdialog dengan warganya, merekapun melayaninya dengan ramah. Karena penasaran, kami menyambangi kantor Desanya, untuk mengetahui bagaimana Desa ini dikelola. Akhirnya kami dapati bahwa Desa ini memang dibangun dengan visi yang jelas.

Adalah Ugan Suganda beserta tim, yang mencanangkan visi itu. Visinya sebagai Kades tertuang dalam visi Desa Kemang: “Terwujudnya Desa Kemang yang maju & bertaqwa, siap membangun secara mandiri, baik sosial, lingkungan & ekonomi, menuju kesejahteraan masyarakat yang hakiki”.

Sedangkan misinya adalah:
1. Prinsip menciptakan usaha-usaha yang mampu memberikan nilal tambah khususnya
bagi keluarga miskin & mengurangi pengangguran di Desa Kemang.
2. Menggali potensi SDM yang berkualitas untuk melahirkan masyarakat Desa Kemang
yang jujur & adil, amanah & dapat dipercaya.
3. Menjadikan masyarakat Desa Kemang yang peduli pada lingkungan, dengan
meningkatkan semangat gotong royong.
4. Menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan, ikatan sosial serta menggalang solidaritas
bersama.

Kades Kemang ini sungguh-sungguh dalam merealisasikan visi & misinya tersebut. Konsolidasi yang intens dengan jajarannya dilakukan secara rutin. “Jemput bola”, istilah  Suganda, untuk menggambarkan kunjungan silaturrahim yang rutin dilakukannya kepada seluruh RT, RW, Posyandu, Jama’ah masjid, tokoh masyarakat, warga, dst. “Agar menjadi kebersamaan dalam melaksanakan tugas pokok masing-masing, demi suksesnya pembangunan infrastruktur, pendidikan, ekonomi, dsb, serta mengantisipasi tindakan anarkis, yang akhir-akhir ini kerap terjadi di daerah lain”, paparnya.

Tentang pendidikan, Kades inipun memiliki perhatian yang besar. Ia berkeyakinan bahwa suatu bangsa tidak akan maju bila tidak ditunjang oleh proses pendidikan yang baik. “Bagaimana nasib bangsa ini ke depannya, tergantung bagaimana kita mempersiapkan  generasi penerus hari ini!”, tegasnya.

Dengan luas wilayah 370 ha dan dihuni 2.553 KK (11.000) jiwa, serta 40%nya petani, tentu membutuhkan manajemen yang baik dalam membangun desa ini. Dalam hal infrastruktur, Desa Kemang betul-betul membutuhkan pembangunan jalan lintas yang memadai, sebagai sarana mobilitas & komunikasi warganya, sehingga dapat mengangkat gerak ekonomi mereka. Sekedar diketahui, “Sudah 2 kali Musrembang, belum ada realisasi. Begitupun dari pihak Dewan dari dapil 6, tidak pernah hadir dalam Musrembang itu, untuk ikut mendengarkan aspirasi warga kami, sekaligus ikut mengkawal realisasinya”, harapnya.

Karenanya, pihak Desa tetap mencoba merealisasikan beberapa kebutuhan pembangunan infrastruktur berupa pengaspalan jalan dari dana swadaya masyarakat & dengan menggandeng pihak ketiga / perusahaan yang ada di wilayahnya. “Itupun baru 60%”, imbuhnya.

Selain itu, disini dibutuhkan pula Pasar Desa, sebagai sarana kegiatan ekonomi warga, bukan hanya untuk warga Desa Kemang, tapi juga dari desa-desa lain sekitarnya. Untuk realisasinya masih terkendala lahan yang belum tersedia. Tapi bagaimanapun, Kades ini tetap optimis bisa merealisasikannya, tentunya dengan kebersamaan, yang selama ini terus ia pupuk bersama jajaran dan warganya.

ANDI, S.IP, Lurah Cilendek Timur, Kota Bogor UTAMAKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

KOTA BOGOR – Itulah visi utama dari Lurah Cilendek Timur ini. Dengan program-program & bantuan yang digulirkannya, ia berusaha terus menurunkan status kemiskinan di wilayah kerja yang di amanahkan kepadanya.

Ketika ditemui  saat Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) yang dihadiri oleh seluruh ketua RT, RW, PKK, LPM, DKM,  dalam hal infrastruktur, Kelurahan yang menjadi juara 3 KB-Kes ini  memprioritaskan pengaspalan jalan, pembuatan turag, perbaikan saluran air/drainase untuk mengantisipasi banjir, sebagai dampak perubahan iklim & kepadatan penduduk yang berakibat drainase semakin mengecil . Juga diajukan pembangunan kantor kelurahan.

Lurah yang sudah berpengalaman dinas di BKKBN, Dinas Kesehatan, Kel. Mekar Wangi & Sukadamai ini berpendapat bahwa, “Jika kesejahteraan sudah meningkat, persoalan infrastuktur menjadi lebih mudah. Begitu pula dalam bekerja, yang penting bisa diterima oleh masyarakat, jangan hanya terpaku pada simbol-simbol penghargaan, walaupun tetap perlu untuk mengukur kinerja”.

Dalam hal teamwork, Lurah dengan tiga putera ini, “Mengutamakan sinergi dengan struktur & lembaga yang ada, memperkuat RT/RW, LPM, DKM, dsb, sehingga kerja pemerintahan menjadi lancar & permasalahan bisa dipecahkan”, demikian kiatnya dalam memimpin.

Hj. ELI YULIANA, S.Pd, MM, Lurah Loji : IBU KARTINI DARI KOTA BOGOR

KOTA BOGOR – Mungkin itulah julukan yang pantas bagi Ibu Lurah yang satu ini. Kiprahnya sebagai seorang wanita, sungguh luar biasa. Tak sekedar pandai bervisi, ibu dengan tiga putra inipun mampu menjelmakan visi itu dalam kehidupannya, baik sebagai pemimpin bagi masyarakatnya, maupun kodratnya sebagai ibu bagi anak-anaknya.

Saat ditemui BOGORAYA usai Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) di kantornya, beliau menuturkan, “Dari waktu ke waktu, saya ingin terus mengingkatkan kinerja, saya inginkan yang terbaik bagi masyarakat Loji”. Ungkapan itu bukan sekedar basa basi, diantaranya terbukti dengan semakin turunnya angka kemiskinan di kelurahannya sebanyak 6% sampai sekarang.

Selain itu, adanya program Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) yang dalam pelaksanaannya di dampingi pihak IPB, untuk mensinergikan program-program di wilayahnya. Dalam hal pemberdayaan masyarakatnya, Ibu Eli memang sangat fokus. Sejak Mei 2010, beliau telah membina “Sekolah Perempuan Aktif & Kreatif” di kelurahannya, yang diawali dari 23 orang peserta di RW 03.

Komitmennya pada pemberdayaan masyarakat tak diragukan lagi, ibu Eli sering memberi motivasi kepada masyarakatnya agar mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu hidup mandiri & meningkat taraf hidupnya. Tak heran, kini di wilayahnya telah berkembang sentra-sentra usaha masyarakat.

Bp. Sanim, Kades Parakan Jaya, Kec. Kemang, Kab. Bogor : BERHASIL MEMBANGUN DUKUNGAN WARGANYA

KAB. BOGOR – Tidak banyak pemimpin yang mendapat dukungan tulus dari warganya dalam menjalankan program. Kades Parakan Jaya, Bp. Sanim adalah salah satu yang mendapatkan dukungan itu. Berawal dari keinginan tulus ingin membangun masyarakat di desaya agar hidup lebih maju, Bapak dari tiga putra ini terus berbenah desa.

“Mengingat usia, apa yang saya perbuat ini bukan untuk saya, tapi untuk masyarakat di desa ini, untuk anak cucu kita juga”, ujarnya. “Awalnya memang tidak mudah untuk mengajak jajaran & warga, namun setelah mereka melihat kesungguhan saya, lambat laun mereka mulai percaya & mendukung”, tambahnya.

Visinya sederhana, namun sudah terlihat realisasinya dari apa yang sudah & akan diperbuatnya bagi desa ini. Dengan figur kebapakannya, ia berhasil mengajak warganya untuk berperanserta dalam pembangunan desa. Diantaranya peran mereka dalam andil pembebasan lahan untuk perluasan kantor desa yang lebih refresentatif. Dari lahan 246 M2 senilai Rp 86.100.000,- sebesar Rp 36.100.000,-nya adalah hasil swadaya warganya, selebihnya bantuan Pemkab. Itupun bisa direalisasikan Pemkab karena melihat kesungguhan, kejujuran & prestasi yang sudah diraih Desa Parakan Jaya.

“Ibadah bukan hanya membangun mesjid, membangun desa untuk kemaslahatan bersama adalah bentuk ibadah juga”, demikian ajakan yang disampaikan Sanim terhadap warganya agar mau berpartisipasi. Adapun rencana anggaran biaya untuk pembangunannya adalah Rp 213.126.000,- yang sumber pendanaannya berasal dari swadaya masyarakat, donatur & pemerintah. Jangka waktu proyek 24 bulan. Rencananya kantor desa ini akan menjadi center point pelayanan satu atap, untuk berbagai aktivitas warganya. Selain administrasi kependudukan biasa, juga keperluan pembayaran rekening, sarana pertemuan warga, olahraga & kesenian, parkir, dsb. “Dana yang terkumpul memang untuk keperluan pembangunan itu, tidak untuk macam-macam”, ujarnya meyakinkan.

BOGORAYA pun sempat melihat langsung, bagaimana besarnya dukungan & partisipasi warga dalam membangun desa pada saat peresmian perbaikan drainase di desa ini. Selain bergotong royong dalam pengerjaannya, merekapun berswadaya dalam menutupi kekurangan dananya.

Mengenai kendala yang ada di wilayahnya, Kades ini menuturkan tentang jebolnya setu Salabenda sejak 2009, sehingga pengairan di desa menjadi terganggu. “Padahal setu ini selain digunakan oleh warga kami, juga dimanfaatkan oleh warga desa Kemang & Pabuaran”, jelasnya. Untuk itu ia berharap pemerintah provinsi segera merealisasikan perbaikan setu ini.

Masalah lainnya adalah tentang aliran air tatkala hujan, yang tidak bisa mengalir ke kali angke, karena sudah dipenuhi bangunan-bangunan pedagang & rumah. Untuk itu ia berharap kepada Dinas Pengairaan selaku pengelola lahan itu agar bertindak tegas, karena bagaimanapun, desa inilah yang menanggung akibatnya, seperti banjir, kotor, kumuh, jalan cepat rusak, dsb.

Dinas Kesehatan Kota Bogor MENJAMIN PELAYANAN KESEHATAN GAKIN

KOTA BOGOR – Kabar gembira bagi warga dari keluarga miskin/gakin di kota Bogor. Berdasarkan hasil kesepakatan antara Dinas Kesehatan Kota Bogor dengan pihak Rumah Sakit di kota & kab. Bogor plus RS rujukan di Jakarta (RSCM & Fatmawati), Dinkes yang dikepalai dr. Dodo Triwandha Elan, M. Kes, menjamin pelayanan kesehatan gratis 100% bagi warga yang memiliki kartu Jamkesmas & SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) dan dirawat di kelas 3.

Pada pertemuan yang diadakan di Aula Dinkes Kota Bogor (9/2/2011) itu, dihasilkan 7 butir kesepakatan/MoU. Diantaranya bahwa pelayanan Jamkesmas & SKTM menggunakan tarif INA-DRG (Tarif yang ditetapkan pusat) sesuai kelas RS. Selain itu, RS tidak boleh menolak pasien dalam keadaan gawat darurat, dan harus mengatasi emergency terlebih dahulu. Pasien Jamkesmas pun tidak boleh dikenai uang muka/iur biaya.

dr. Triwandha menegaskan, “Karena sudah ada jaminan 100%, tolong ditangani (gakin-Red), pasti kami bayar! Begitu anggaran habis, kami akan minta tambahan. Lanjutnya, “Dinkes akan deposit dana APBD yang dititip di RS-RS untuk keadaan darurat gakin, agar pihak RS tidak gamang dalam menangani pasien tersebut”, paparnya meyakinkan.

Kini, tidak ada alasan lagi bagi pihak RS untuk menolak pasien gakin, apalagi bila dengan alasan yang dibuat-buat. “Bila ada pihak RS yang menolak gakin dengan alasan yang dibuat-buat, laporkan pada saya! Saya akan berikan teguran, mulai dari lisan, tertulis, sampai pada pencabutan izinnya! Itu komitmen saya untuk keluarga miskin”, tegasnya, saat diwawancarai usai acara tersebut.